Yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh.
Bacaan ini dibolehkan selama tidak ada kesyirikannya.
Diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:
كُنَّ نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
“Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’ Beliau menjawab: ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)
Ruqyah yang tidak ada kesyirikan adalah ruqyah dari ayat-ayat Qur’an, dari doa-doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau dari doa-doa yang diketahui kebenaran maknanya, baik dengan bahasa arab maupun bukan arab.
Orang yang meruqyah dan di ruqyah sebaiknya berkeyakinan bahwa ruqyah adalah sebab saja. Tidak berpengaruh dengan sendirinya, dan tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang muslim, bertawakal kepada Dzat yang menciptakan sebab tersebut, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah jampi-jampi yang mengandung permohonan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik kepada jin, wali atau selainnya.
Biasayanya disebutkan didalamnya nama-nama mereka. Tidak jarang jampi-jampi ini dicampur dgn ayat-ayat Quran dan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa arab, untuk mengelabuhi orang-orang yang jahil dan tidak tau.
Ruqyah yg mengandung kesyirikan telah dijelaskan dalam hadist beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan pelet, adalah syirik”.
HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syeikh Al Bani.